Forum Rektor Indonesia Simpul Sulawesi Selatan (FRIS-Sulsel) menilai bahwa pernyataan anggota tim kampanye nasional capres SBY-Boediono, Andi Mallarangeng, sangat bertentangan dengan amanah UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika karena Indonesia masyarakat majemuk.
Pernyataan kontroversial oleh Andi Mallarangeng itu diucapkan saat kampanye SBY-Boediono di GOR Andi Mattalatta -Makassar, Rabu, mengandung unsur.. SARA, yang menyatakan: "Belum saatnya orang Sulsel memimpin bangsa Indonesia."
Ketua FRIS-Sulsel Prof Dr dr Idrus A Paturusi, di Makassar, Kamis (2/7), mengatakan, UUD 1945 dan BTI memberi kesempatan kepada setiap warganya untuk menggunakan haknya, termasuk siapa saja yang mencalonkan diri untuk memimpin bangsa ini.
"UUD 45 dan Bhinneka Tunggal Ika saja mensyaratkan seperti itu, kok ada orang yang ngomong ngelantur di depan massa kampanye bahwa belum saatnya orang Sulsel menjadi presiden," ungkapnya.
"Alifian yang juga juru bicara Presiden SBY seharusnya tidak mengeluarkan pernyataan seperti itu sebab akan memicu keresahan warga Indonesia, khususnya yang ada di provinsi ini," tambahnya.
FRIS-Sulsel juga menilai bahwa pernyataan Andi saat berorasi kampanye SBY-Boediono di GOR Andi Mattalatta mengandung unsur SARA, bahkan telah melecehkan etnis serta SDM masyarakat Sulsel sehingga dapat mengganggu persatuan dan kebersamaan warga di daerah ini.
"Dia harus minta maaf kepada warga Sulsel serta yang bersangkutan diminta untuk tidak mengulangi pernyataan seperti itu lagi sebab akan memicu konflik," katanya dan menambahkan, janganlah suasana yang cukup kondusif menjelang Pilpres 8 Juli 2009 berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan.
Budayawan Sulsel, Ishak Ngeljaratan, secara terpisah juga menilai, pernyataan Andi bahwa orang Sulsel belum waktunya menjadi presiden, sangat "mengerikan" dan itu merampas hak orang lain untuk menggunakan haknya sesuai UU tersebut.
"Biarlah setiap warga Indonesia yang majemuk ini menggunakan haknya, bukan dihambat hanya karena ingin mempertahankan pemimpin bangsa yang sekarang ini," ungkapnya.
Terkait dengan majunya Jusuf Kalla (JK) yang mencalonkan diri sebagai calon presiden bersama pendampingnya Wiranto, menurut Ishak, wajar-wajar saja karena beliau ini juga sudah banyak memoles bangsa ini, baik sebagai mantan menteri maupun wakil presiden yang masa jabatannya bersama Presiden SBY berakhir Oktober 2009.
"Orang Sulsel memiliki dua rasa malu, yakni malu karena berbuat kejahatan dan malu jika tidak berbuat kebaikan bagi daerah dan bangsa ini," ujarnya seraya menyatakan, janganlah menghalangi orang dalam berbuat baik pada bangsa ini.
Kamis, 02 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar