Rabu, 28 Juli 2010

Little Big Soldier Film Terbaru Jackie Chan

Little Big Soldier Film Terbaru Jackie Chan. Siapa yang tidak kenal dengan Jackie Chan? Di usianya yang 56 tahun, dia sudah membintangi 100 lebih film. Kebanyakan adalah film aksi bela diri, yang dihiasi dengan komedi dan aksi-aksi yang berbahaya, yang kebanyakan dilakukan olehnya sendiri. Gaya bela dirinya yang khas adalah banyak berimprovisasi dengan berbagai barang yang kebetulan berada dalam jangkauan, serta gaya akrobatik yang mirip dengan free running atau parkour.


Sayangnya kebanyakan film Jackie Chan, walau tidak semuanya, adalah film yang banyak mengandalkan aksi dan miskin dalam plot cerita, kalau tidak bisa dibilang mudah ditebak plot ceritanya. Balas dendam merupakan plot yang tipikal, atau menceritakan tokoh yang pada mulanya lemah dan mudah dikalahkan, namun di akhir film telah berubah menjadi kuat dan menjadi pemenang, seperti dalam film The Karate Kid buatan tahun 2010, ketika Jackie Chan berperan sebagai Mr. Han yang mengajarkan kung fu ke Dre Parker (Jaden Smith, putra dari Will Smith). Film Jackie Chan yang tidak mengikuti pakem aksi komedi antara lain adalah Shinjuku Incident. Di film ini aksi Jackie Chan serius, namun bagi saya penuh dengan kekerasan yang cukup brutal, tidak disarankan untuk menontonnya bersama keluarga.

Dari sekian banyak film yang pernah dibintangi, baru 3 film yang ceritanya benar-benar dikarang oleh Jackie Chan sendiri: Project A di tahun 1983, Miracles di tahun 1989, dan yang terakhir adalah Little Big Soldier di tahun 2010 ini. Pada dua film sebelumnya Jackie Chan juga menjadi sutradaranya, namun di Little Big Soldier ini, yang menjadi sutradara adalah Ding Sheng, yang termasuk orang baru di dunia perfilman.

“"Namun berbeda dengan dugaan saya sebelumnya, plot yang sederhana ini tidak seringan yang saya duga"”

Melihat posternya, pada awalnya saya menduga ini adalah tipikal film Jackie Chan. Di poster itu terlihat Jackie Chan sedang duduk bersila sambil tersenyum, mengenakan seragam tentara Cina abad pertengahan, sementara di belakangnya terlihat Leehom Wang berdiri sambil memegang pedang dengan mimik muka yang serius. Sebenarnya sudah lama film ini ada di tangan saya, hanya saja karena sudah apriori melihat posternya, saya menunda-nunda menontonnya.

Saat menonton film ini, dugaan saya tidak salah sepenuhnya. Jackie Chan berperan sebagai Little Soldier, adalah prajurit negara Liang yang tersisa dalam sebuah pertempuran melawan pasukan negara Wei. Leehom Wang berperan sebagai Big Soldier, seorang Jenderal dari negara Wei yang pasukannya musnah setelah dijebak oleh pasukan Liang. Cina pada waktu itu terpecah menjadi 7 buah negara, dan negara yang lemah sedang dicaplok oleh negara yang kuat, sehingga timbul peperangan untuk memperebutkan wilayah dan kekuasaan.

Karakter yang diperankan Jackie Chan sebenarnya adalah seorang petani yang terpaksa menjadi prajurit akibat perang tadi. Dengan caranya yang kreatif, dia berusaha menghindari terlibat dalam pertempuran, dan sebisa mungkin tidak membunuh musuh. Ketika melihat seorang jenderal Wei yang masih hidup walaupun luka parah, dia melihat ini adalah keberuntungan buatnya, karena di negaranya, kalau bisa membawa seorang jenderal musuh, hadiahnya adalah boleh keluar dari pasukan negaranya dan diberikan beberapa petak tanah. Kisah usaha karakter Jackie Chan ini menyandera jenderal musuh, dan perlawanan jenderal tersebut menjadi plot dari film, dan tentu saja bentrokan antara keduanya dihiasi dengan momen-momen yang lucu.

Namun berbeda dengan dugaan saya sebelumnya, plot yang sederhana ini tidak seringan yang saya duga, ada pesan moral halus yang berisi betapa sia-sianya perang. Sang jenderal punya mimpi besar untuk menyatukan Cina, dan ketika Cina bersatu, maka tidak akan ada lagi perang yang membuat rakyat menderita. Maka dari itu si jenderal menganggap tokoh yang diperankan oleh Jackie Chan adalah “little soldier”, prajurit yang tidak mengerti mengapa perang perlu terjadi. Lambat laun alur cerita film memperlihatkan hal yang sebaliknya, siapa yang sebenarnya “big” dan “little” di sini, tanpa terlihat berusaha mengajari penonton.

Dan yang mengejutkan adalah akhir cerita yang bisa dibilang tidak saya duga sampai saat terakhir. Di awal film yang cenderung penuh dengan komedi, diakhiri dengan drama yang menyentuh, tapi memang jika dipikir-pikir, itulah akhir cerita yang paling masuk akal, bukan sekedar happy ending. Bisa dibilang film ini mengingatkan saya pada film Gladiator (Russel Crowe), terutama pada adegan ketika sang Little Soldier bermimpi, dan film Hero (Jet Li), yang menjelaskan alasan kenapa perang itu diperlukan untuk menyatukan seluruh Cina; bedanya kedua film itu bukanlah film komedi. Akhir kata, walaupun memang perang bisa dikatakan sia-sia belaka, apa yang telah dilakukan oleh sang Little Soldier tidaklah sia-sia.

0 komentar:

Posting Komentar

LinkWithin