BukaBerita (International) ~ Bentrokan antara massa yang anti pemerintah dengan pendukung Presiden Mesir Hosni Mubarak kembali memakan korban jiwa. Tiga orang tewas dan 1.500 lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
Seperti dilansir ABC News, 2 Februari 2011, bentrokan yang mengakibatkan korban tewas itu terjadi di Lapangan Tahrir Square, Kairo, Mesir.
Bentrokan terjadi dengan aksi saling lempar batu dan benda-benda lainnya. Bentrokan dipicu tindakan aparat yang ingin membubarkan aksi demonstrasi dengan meminta massa pulang ke rumah.
Saat itu ribuan pendukung Mubarak yang mempersenjatai diri dengan tongkat dan pisau memasuki alun-alun. Ini merupakan pertamakalinya pendukung Mubarak turun ke jalan. Massa propemerintah ini mulai muncul setelah Mubarak berpidato menolak mundur sampai Pemilu September mendatang.
Bentrokan berlanjut sampai larut malam. Massa pendukung Mubarak juga menyerang demonstran dengan bom-bom molotov dan blok-blok beton. Tapi kedua belah pihak memakai perisai logam untuk melindungi diri dari serangan.
Aksi bentrokan ini merupakan peristiwa terburuk selama aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi di Mesir dalam sembilan hari terakhir. Kemarin, Mubarak menyatakan tidak akan mundur dan tidak akan ikut lagi dalam Pemilu September mendatang.
Wakil Presiden Omar Suleiman, yang juga mantan kepala intelijen Mesir yang baru diangkat pekan lalu, mengeluarkan seruan kepada demonstran. Suleiman meminta demonstran mengakhiri aksinya agar dialog antara oposisi dan pemerintah bisa dimulai.
"Semua warga diimbau kembali ke rumah dan mematuhi jam malam. Ini untuk meningkatkan upaya pemerintah memulihkan keamanan dan stabilitas, serta mengurangi kerusakan dan kerugian akibat demonstrasi," kata Suleiman.
Seperti dilansir ABC News, 2 Februari 2011, bentrokan yang mengakibatkan korban tewas itu terjadi di Lapangan Tahrir Square, Kairo, Mesir.
Bentrokan terjadi dengan aksi saling lempar batu dan benda-benda lainnya. Bentrokan dipicu tindakan aparat yang ingin membubarkan aksi demonstrasi dengan meminta massa pulang ke rumah.
Saat itu ribuan pendukung Mubarak yang mempersenjatai diri dengan tongkat dan pisau memasuki alun-alun. Ini merupakan pertamakalinya pendukung Mubarak turun ke jalan. Massa propemerintah ini mulai muncul setelah Mubarak berpidato menolak mundur sampai Pemilu September mendatang.
Bentrokan berlanjut sampai larut malam. Massa pendukung Mubarak juga menyerang demonstran dengan bom-bom molotov dan blok-blok beton. Tapi kedua belah pihak memakai perisai logam untuk melindungi diri dari serangan.
Aksi bentrokan ini merupakan peristiwa terburuk selama aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi di Mesir dalam sembilan hari terakhir. Kemarin, Mubarak menyatakan tidak akan mundur dan tidak akan ikut lagi dalam Pemilu September mendatang.
Wakil Presiden Omar Suleiman, yang juga mantan kepala intelijen Mesir yang baru diangkat pekan lalu, mengeluarkan seruan kepada demonstran. Suleiman meminta demonstran mengakhiri aksinya agar dialog antara oposisi dan pemerintah bisa dimulai.
"Semua warga diimbau kembali ke rumah dan mematuhi jam malam. Ini untuk meningkatkan upaya pemerintah memulihkan keamanan dan stabilitas, serta mengurangi kerusakan dan kerugian akibat demonstrasi," kata Suleiman.
Baca Juga:
0 komentar:
Posting Komentar