BukaBerita (Hukum) ~ Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menginvestigasi bentrok di Cikeusik, Pandeglang, Banten yang menewaskan tiga orang. Untuk mendalami kasus, Cikeusik, MUI akan membentuk tim pencari fakta (TPF).
"Anggota TPF ini dari kami (MUI) dan ormas Islam," kata Ketua MUI Amidhan saat dihubungi BukaBerita.com, Senin malam 7 Februari 2011. Amidhan mengatakan TPF ini tidak beranggotakan perwakilan dari Ahmadiyah. "Mereka pasti membentuk TPF sendiri."
Melalui jejaring di daerah, dia menjelaskan, MUI sudah mengumpulkan informasi awal terkait penyebab bentrokan Minggu, 6 Februari 2011. "Ini perlu diinvestigasi karena ada indikasi provokasi," ujar dia.
Berdasarkan informasi yang diperoleh MUI, 18 jemaah Ahmadiyah yang datang dengan dua mobil diduga melakukan tindakan yang kurang menyenangkan kepada warga sekitar. "Mereka mengatakan akan mempertahankan Ahmadiyah sampai titik darah penghabisan. Padahal, ada warga yang sudah mengontak mereka untuk mendinginkan situasi," jelas Amidhan.
Sejumlah warga dan polisi pun sudah meminta agar jemaah Ahmadiyah yang ada di rumah tersebut dievakuasi. "Tapi mereka menolak," tuturnya.
Warga pun datang dengan bergelombang dan akhirnya bentrokan tidak bisa dihindarkan. "Kami ikut menyesalkan terjadinya bentrokan ini dan jatuh korban. Kami harap semua bisa menahan diri agar kejadian serupa tidak terjadi lagi," kata dia.
TPF ini, menurut dia, diharapkan mampu menyelidiki lebih dalam mengenai insiden bentrokan berdarah tersebut.
"Anggota TPF ini dari kami (MUI) dan ormas Islam," kata Ketua MUI Amidhan saat dihubungi BukaBerita.com, Senin malam 7 Februari 2011. Amidhan mengatakan TPF ini tidak beranggotakan perwakilan dari Ahmadiyah. "Mereka pasti membentuk TPF sendiri."
Melalui jejaring di daerah, dia menjelaskan, MUI sudah mengumpulkan informasi awal terkait penyebab bentrokan Minggu, 6 Februari 2011. "Ini perlu diinvestigasi karena ada indikasi provokasi," ujar dia.
Berdasarkan informasi yang diperoleh MUI, 18 jemaah Ahmadiyah yang datang dengan dua mobil diduga melakukan tindakan yang kurang menyenangkan kepada warga sekitar. "Mereka mengatakan akan mempertahankan Ahmadiyah sampai titik darah penghabisan. Padahal, ada warga yang sudah mengontak mereka untuk mendinginkan situasi," jelas Amidhan.
Sejumlah warga dan polisi pun sudah meminta agar jemaah Ahmadiyah yang ada di rumah tersebut dievakuasi. "Tapi mereka menolak," tuturnya.
Warga pun datang dengan bergelombang dan akhirnya bentrokan tidak bisa dihindarkan. "Kami ikut menyesalkan terjadinya bentrokan ini dan jatuh korban. Kami harap semua bisa menahan diri agar kejadian serupa tidak terjadi lagi," kata dia.
TPF ini, menurut dia, diharapkan mampu menyelidiki lebih dalam mengenai insiden bentrokan berdarah tersebut.
Baca Juga:
0 komentar:
Posting Komentar