BukaBerita (Otomotif) ~ PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk menargetkan pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini diproyeksikan tumbuh 21,74 persen menjadi Rp28 triliun dibandingkan dengan realisasi 2010 yang diperkirakan sebesar Rp23 triliun.
Presiden Diretur Adira Finance Stanley Setia Atmadja mengatakan, pasar otomotif nasional akan terus tumbuh meski tak sebaik pertumbuhan tahun lalu. Rencana pembatasan BBM bersubsidi dan pemberlakukan pajak progresif kendaraan akan sedikit menghambat penjualan mobil.
Presiden Diretur Adira Finance Stanley Setia Atmadja mengatakan, pasar otomotif nasional akan terus tumbuh meski tak sebaik pertumbuhan tahun lalu. Rencana pembatasan BBM bersubsidi dan pemberlakukan pajak progresif kendaraan akan sedikit menghambat penjualan mobil.
"Tapi bagaimana pun industri otomotif akan terus tumbuh," kata dia kepada BukaBerita.com di sela pemberian donasi perkumpulan nirlaba Increso di Jakarta.
Pembiayaan Adira, menurut Stanley, masih didominasi oleh kendaraan roda dua. Sehingga, pembatasan subsidi BBM tidak banyak berpengaruh pada serapan pembiayaan. Pembiayaan mobil, dia menambahkan, hanya sekitar 34 persen.
Potensi lain, menurut Stanley, pembiayaan mobil bekas Adira terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan pada 2010, pembiayan mobil bekas telah menyamai mobil baru. Tak heran, bila pada tahun ini Adira menargetkan bisa memberi pembiayan sebesar Rp4,7 triliun pada mobil bekas.
"Kami melihat potensi pembeli pertama kendaraan," katanya. Selain itu, dia mengatakan, margin pembiayaan kendaraan bekas masih lebih tinggi daripada mobil baru.
Adira saat ini mematok suku bunga pinjaman kendaraan sebesar 8-10 persen untuk mobil baru, dan 9-12 persen untuk mobil bekas. Bagaimana dengan suku bunga beberapa bulan ke depan? "Saya kira cenderung naik," kata Stanley.
Alasannya, tren suku bunga BI Rate akan cenderung naik menyesuaikan inflasi yang tinggi. BI Rate telah bertahan sebesar 6,5 persen sejak Agustus 2009. Ini merupakan suku bunga terendah dalam beberapa tahun terakhir. "Melihat kondisi makro, saya kira sangat sulit BI Rate turun lagi," katanya.
Sementara itu, mengenai Increso merupakan kependekan dari Inspiring others to save (menginspirasi orang lain untuk berbagi), Credible in what we do (kredibel karena ditangani oleh para ahli), Solid team (tim yang solid dalam melayani).
Perkumpulan sosial yang berdiri pada 19 Oktober 2006 ini tidak mengatasnamakan perusahaan, namun dimiliki seluruh karyawan. Tak hanya karyawan Adira, Increso juga dimiliki sejumlah karyawan perusahaan-perusahaan besar untuk memberikan pengobatan bagi pasien tak mampu.
Pembiayaan Adira, menurut Stanley, masih didominasi oleh kendaraan roda dua. Sehingga, pembatasan subsidi BBM tidak banyak berpengaruh pada serapan pembiayaan. Pembiayaan mobil, dia menambahkan, hanya sekitar 34 persen.
Potensi lain, menurut Stanley, pembiayaan mobil bekas Adira terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan pada 2010, pembiayan mobil bekas telah menyamai mobil baru. Tak heran, bila pada tahun ini Adira menargetkan bisa memberi pembiayan sebesar Rp4,7 triliun pada mobil bekas.
"Kami melihat potensi pembeli pertama kendaraan," katanya. Selain itu, dia mengatakan, margin pembiayaan kendaraan bekas masih lebih tinggi daripada mobil baru.
Adira saat ini mematok suku bunga pinjaman kendaraan sebesar 8-10 persen untuk mobil baru, dan 9-12 persen untuk mobil bekas. Bagaimana dengan suku bunga beberapa bulan ke depan? "Saya kira cenderung naik," kata Stanley.
Alasannya, tren suku bunga BI Rate akan cenderung naik menyesuaikan inflasi yang tinggi. BI Rate telah bertahan sebesar 6,5 persen sejak Agustus 2009. Ini merupakan suku bunga terendah dalam beberapa tahun terakhir. "Melihat kondisi makro, saya kira sangat sulit BI Rate turun lagi," katanya.
Sementara itu, mengenai Increso merupakan kependekan dari Inspiring others to save (menginspirasi orang lain untuk berbagi), Credible in what we do (kredibel karena ditangani oleh para ahli), Solid team (tim yang solid dalam melayani).
Perkumpulan sosial yang berdiri pada 19 Oktober 2006 ini tidak mengatasnamakan perusahaan, namun dimiliki seluruh karyawan. Tak hanya karyawan Adira, Increso juga dimiliki sejumlah karyawan perusahaan-perusahaan besar untuk memberikan pengobatan bagi pasien tak mampu.
Baca Juga:
0 komentar:
Posting Komentar