BukaBerit (International) ~ Badan Intelijen Amerika Serikat mengungkapkan kemungkinan besar Presiden Hosni Mubarak akan mundur Kamis malam waktu setempat. Dia kemungkinan akan menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden Omar Suleiman.
Menurut stasiun berita CNN, Direktur CIA, Leon Panetta, mengatakan kepada Kongres AS, ada kecenderungan kuat bahwa Presiden Mubarak akan mundur Kamis malam.
Di Mesir, kantor berita Associated Press mengungkapkan bahwa militer setempat telah mengumumkan kepada stasiun televisi nasional bahwa mereka telah bergerak untuk "menjamin keamanan negara." Militer juga menjamin para pemrotes bahwa Mubarak, yang telah memerintah sejak 1981, akan memenuhi tuntutan mereka.
"Semua tuntutan kalian akan dipenuhi hari ini," kata Jenderal Hassan al-Roueini, panglima militer di Kairo. Pengumuman itu menunjukkan bahwa militer mulai mengambil alih kendali setelah rezim Mubarak digoyang aksi demonstrasi berkelanjutan selama 17 hari.
Sejak digoyang gelombang demonstrasi pada 25 Januari lalu, Mubarak beberapa kali menyatakan baru akan mundur saat masa jabatannya berakhir pada September mendatang. Dia pun sudah melakukan sejumlah kebijakan baru, seperti merombak kabinet, melantik wakil presiden, hingga membentuk komite reformasi.
Namun, langkah-langkah Mubarak itu tidak menyebabkan gelombang demonstrasi mereda. Pengunjuk rasa justru mendesak dia segera turun.
Menurut stasiun berita CNN, Direktur CIA, Leon Panetta, mengatakan kepada Kongres AS, ada kecenderungan kuat bahwa Presiden Mubarak akan mundur Kamis malam.
Di Mesir, kantor berita Associated Press mengungkapkan bahwa militer setempat telah mengumumkan kepada stasiun televisi nasional bahwa mereka telah bergerak untuk "menjamin keamanan negara." Militer juga menjamin para pemrotes bahwa Mubarak, yang telah memerintah sejak 1981, akan memenuhi tuntutan mereka.
"Semua tuntutan kalian akan dipenuhi hari ini," kata Jenderal Hassan al-Roueini, panglima militer di Kairo. Pengumuman itu menunjukkan bahwa militer mulai mengambil alih kendali setelah rezim Mubarak digoyang aksi demonstrasi berkelanjutan selama 17 hari.
Sejak digoyang gelombang demonstrasi pada 25 Januari lalu, Mubarak beberapa kali menyatakan baru akan mundur saat masa jabatannya berakhir pada September mendatang. Dia pun sudah melakukan sejumlah kebijakan baru, seperti merombak kabinet, melantik wakil presiden, hingga membentuk komite reformasi.
Namun, langkah-langkah Mubarak itu tidak menyebabkan gelombang demonstrasi mereda. Pengunjuk rasa justru mendesak dia segera turun.
Baca Juga:
0 komentar:
Posting Komentar