Kamis, 03 Februari 2011

Krisis Mesir, Pelajar RI Gagal Dapat Ijazah




BukaBerita (Internasional) ~ Berbagai keluh kesah dirasakan Warga Negara Indonesia yang telah berhasil dievakuasi dari Mesir. Keputusan meninggalkan Mesir dinilai berat mengingat banyak yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa di Universitas Al Azhar Kairo.

Bahkan, keinginan untuk segera mendapatkan ijazah setelah kuliah tujuh tahun harus kandas akibat kerusuhan di Negara Seribu Menara yang tak kunjung padam hingga saat ini.

"Saya terpaksa meninggalkan Mesir. Padahal, tinggal menunggu ijazah saja. Sebab, memang situasi di Mesir semakin bergejolak," kata Doni Oktariza (25), mahasiswa jurusan syariat Al Azhar Kairo saat ditemui BukaBerita.com di Asrama Haji Pondok Gede, Kamis 3 Februari 2011.

Mirisnya, ia bersama istrinya yang baru saja lulus harus pulang ke Tanah Air tanpa ijazah setelah tujuh tahun menimba ilmu di negeri yang terkenal dengan keindahan Sungai Nil itu. "Sedih pastinya, tapi terpaksa pulang demi keselamatan. Apalagi anak saya masih berusia dua tahun," kata pria asal Padang itu.

Proses perjalanan saat dilakukan evakuasi pun dibayangi rasa cemas dan takut, mengingat harus melintasi ribuan massa yang tengah berdemostrasi. "Saya bawa pakaian seadanya. Bahkan, belum sempat menukar uang dari Pounds ke Rupiah, karena money changer tutup," tutur Doni.

Belum lagi, selama perjalanan dari bandara, kendaraan yang ditumpanginya harus diperiksa petugas militer tentara Mesir. "Polisi sudah tidak ada lagi, semuanya tentara yang turun ke jalan-jalan menggunakan senjata laras panjang," kisahnya.

Proses evakuasi yang terbilang cepat memaksa dirinya membawa barang-barang seadanya, bahkan hanya berbekal pakaian saja. "Barang-barang berharga saya tinggal di tempat Kos dan menitipkannya ke kawan yang memilih bertahan di sana karena alasan kuliah yang sedikit lagi rampung," ujar Doni.

Ia berharap konflik di Mesir segera terselesaikan, sehingga dirinya bisa kembali untuk mengambil ijazah. "Semoga saja aksi penjarahan tidak meluas. Jangan sampai kos saya juga ikut terjarah," harapnya.

Hal senanda juga dirasakan Adeka Chandra (23) dan Nurbaiti (20). Dua mahasiswa Al Azhar Kairo itu mengaku cemas dengan nasib kuliahnya yang terpaksa ditinggalkan sementara waktu. "Situasi di sana memang mencekam, tidak pernah terpikir Mesir bisa seperti ini. Kita seperti di gua, tanpa ada akses informasi apapun, baik telepon maupun internet," kata Nurbaiti yang berasal dari Medan.

Adeka Chandra menuturkan harus melewati aksi demonstrasi di kawasan Tahrir Square untuk dievakusi ke KBRI di Kairo. "Setiap 50 meter kita selalu di-sweeping militer dan warga setempat," kenang dia.

Baca Juga:

0 komentar:

Posting Komentar

LinkWithin