BukaBerita - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo optimis pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) akan selesai pada 2016. Rencana persiapan pembangunan sudah sesuai prosedur dan Pemprov DKI sudah mendapatkan lampu hijau dari Jepang sebagai penyandang dana dan pemerintah pusat. Pada 2011 akan dilakukan proses finalisasi dan tahap berikutnya mempersiapkan standar dokumen desain dasar kegiatan pembangunan fisik (civil work document). "Kemudian, akan dimulai proses tendernya," ujar Fauzi di Balaikota DKI Jakarta, Jumat 10 Desember 2010.
Pembangunan MRT, menurut Foke akan dikerjakan dengan berbagai pertimbangan seperti efektivitas dan efisiensi yang berpengaruh terhadap tarif.
Pembangunan MRT juga mempertimbangkan integrasi dengan moda transportasi lainnya seperti kereta api, busway, taksi, parkir, jalan tol, dan jalan berbayar atau ERP. "Semuanya harus terintegrasi dalam satu kartu yang bisa digunakan," ungkapnya.
Nantinya, MRT akan dibangun dengan menggunakan standar Jepang. Standar ketahanan seperti banjir, gempa, dan kebakaran sudah diperhitungkan. "Kalau banjir 200 tahun pun, keberadaan MRT masih bisa diamankan," tuturnya.
Foke menerangkan, pembangunan MRT tahap pertama dilakukan dengan membangun rel dari Lebakbulus hingga Bundaran HI sepanjang 15,5 kilometer dan 10,5 kilometer di permukaan tanah, serta 5 kilometer di bawah tanah.
Sebanyak 6 stasiun berada di bawah tanah seperti di Masjid Al Azhar, Istora Senayan, Bendungan Hilir, Setia Budi, Duku Atas dan Bundaran Hotel Indonesia. Sementara 7 stasiun elevated atau di permukaan tanah yakni di Lebakbulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.
Head of Coporate Communications PT MRT Jakarta, Manpalagupta Sitorus, mengatakan, desain dasar untuk tahap I sudah dimulai sejak November 2009 dan akan selesai akhir tahun ini. Setelah itu akan masuk fase tender dan target pembangunan fisiknya sendiri diharapkan bisa dilakukan pada 2012.
"Pada 2016 MRT bisa benar-benar beroperasi," cetusnya.
MRT tahap I ini memiliki rute Lebak Bulus-Hotel Indonesia. Untuk total pembiayaannya, lanjutnya diperlukan 144,322 miliar yen. Dana itu terbagi menjadi dana porsi pinjaman sebesar 120,017 miliar yen dan dana pendampingan yang berasal dari APBN dan APBD sebesar 24,305 miliar yen.
Pembangunan MRT, menurut Foke akan dikerjakan dengan berbagai pertimbangan seperti efektivitas dan efisiensi yang berpengaruh terhadap tarif.
Pembangunan MRT juga mempertimbangkan integrasi dengan moda transportasi lainnya seperti kereta api, busway, taksi, parkir, jalan tol, dan jalan berbayar atau ERP. "Semuanya harus terintegrasi dalam satu kartu yang bisa digunakan," ungkapnya.
Nantinya, MRT akan dibangun dengan menggunakan standar Jepang. Standar ketahanan seperti banjir, gempa, dan kebakaran sudah diperhitungkan. "Kalau banjir 200 tahun pun, keberadaan MRT masih bisa diamankan," tuturnya.
Foke menerangkan, pembangunan MRT tahap pertama dilakukan dengan membangun rel dari Lebakbulus hingga Bundaran HI sepanjang 15,5 kilometer dan 10,5 kilometer di permukaan tanah, serta 5 kilometer di bawah tanah.
Sebanyak 6 stasiun berada di bawah tanah seperti di Masjid Al Azhar, Istora Senayan, Bendungan Hilir, Setia Budi, Duku Atas dan Bundaran Hotel Indonesia. Sementara 7 stasiun elevated atau di permukaan tanah yakni di Lebakbulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.
Head of Coporate Communications PT MRT Jakarta, Manpalagupta Sitorus, mengatakan, desain dasar untuk tahap I sudah dimulai sejak November 2009 dan akan selesai akhir tahun ini. Setelah itu akan masuk fase tender dan target pembangunan fisiknya sendiri diharapkan bisa dilakukan pada 2012.
"Pada 2016 MRT bisa benar-benar beroperasi," cetusnya.
MRT tahap I ini memiliki rute Lebak Bulus-Hotel Indonesia. Untuk total pembiayaannya, lanjutnya diperlukan 144,322 miliar yen. Dana itu terbagi menjadi dana porsi pinjaman sebesar 120,017 miliar yen dan dana pendampingan yang berasal dari APBN dan APBD sebesar 24,305 miliar yen.
sumber: vivanews
0 komentar:
Posting Komentar